Prodi Bahasa dan Kebudayaan Inggris UAI Hadirkan Studium Generale untuk Menggali Wawasan Mahasiswa tentang Adaptasi Sejarah dalam Film
Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Inggris Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) mengadakan Studium Generale bertema “Adaptasi Film dari Sumber Sejarah” pada Selasa, 15 Oktober 2024, di Auditorium UAI Lantai 3. Kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah Kajian Adaptasi Film dan bertujuan untuk memperluas wawasan mahasiswa tentang cara mengadaptasi sejarah menjadi kisah dalam medium film.
Acara ini menghadirkan dosen tetap dari Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Arab UAI, Febri Priyoyudanto, S.S., M.HSC., sebagai pemateri, dan Sekretaris Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Inggris, Thafhan Muwaffaq, S.S., M.Lit., sebagai moderator. Pemateri membuka perkuliahan dengan menjelaskan enam tingkatan sumber sejarah yang relevan untuk adaptasi film, yaitu dokumen sezaman, peninggalan sezaman, karya sastra sezaman, berita asing sezaman, karya sastra dari periode setelahnya, serta mitos, legenda, dan pandangan para ahli.
Pemateri juga menjelaskan tentang sumber primer dan sekunder dalam adaptasi sejarah. Sumber sejarah primer adalah sumber utama yang sebaiknya dipilih dalam membuat adaptasi sejarah. Beliau juga menegaskan bahwa pembuat film boleh menggunakan sumber sekunder, dengan catatan hanya mengambil dari sumber yang ditulis oleh ahli di bidang sejarah (scholarly resources).
Pada Studium Generale ini, Febri Priyoyudanto, S.S., M.HSC., memberikan contoh adaptasi film Kingdom of Heaven, yang menggunakan sumber primer sejarah Perang Salib dari perspektif Islam dan Kristen. Beliau menyampaikan bahwa meskipun film tersebut berhasil merefleksikan banyak elemen sejarah, film ini juga banyak dikritisi oleh berbagai pihak. Beliau mengingatkan bahwa sebaiknya film adaptasi tidak dijadikan sebagai sumber utama pemahaman sejarah, karena cenderung mengandung interpretasi dan perspektif kreatif dari pembuatnya.
Selain penggunaan sumber, narasumber juga menyoroti beberapa aspek penting dalam membuat film sejarah, seperti waktu, lokasi, tokoh-tokoh, dan pengaruh peristiwa yang ingin diadaptasi. Beliau menjelaskan bahwa suatu peristiwa dapat dianggap sebagai peristiwa sejarah jika peristiwa tersebut berdampak luas terhadap perubahan kondisi dan masyarakat.
Para mahasiswa dan dosen tamu menunjukkan antusiasme yang tinggi selama sesi diskusi berlangsung. Mahasiswa dari berbagai angkatan, terutama yang sedang mempelajari adaptasi sejarah, aktif mengajukan pertanyaan kepada pemateri. Mereka tertarik untuk memahami lebih lanjut proses pemilihan dan penggunaan sumber sejarah primer dan sekunder dalam film, serta tantangan yang dihadapi dalam menjaga keakuratan sejarah saat mengadaptasi suatu peristiwa atau tokoh.
Studium Generale “Adaptasi Film dari Sumber Sejarah” ini berhasil memperkaya wawasan mahasiswa tentang adaptasi sejarah di layar lebar dan memberikan panduan praktis dalam menjaga keakuratan sejarah selama proses kreatif pembuatan film.