Direktorat Hubungan Masyarakat, Promosi, dan Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Al-Azhar Indonesia (DHPP UAI) kembali mengadakan program Grow Up With UAI yang kali ini berkolaborasi dengan Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Arab dengan mengusung tema “Arab Fun Learning: Mengenal Bahasa dan Kebudayaan Arab”.
Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 18 Januari 2025, di Ruang Serbaguna Lantai 2 UAI, bertujuan untuk memperkenalkan lebih dalam Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Arab kepada siswa SMA sederajat di Jabodetabek serta masyarakat umum, sekaligus menjadi ajang promosi Universitas Al-Azhar Indonesia.
Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Kepala Seksi Promosi Program Reguler S1, Irman, Amd., yang memperkenalkan UAI kepada para peserta. Beliau menjelaskan bahwa UAI memiliki enam fakultas dengan total 19 program studi S1, 5 program magister, dan 1 program doktorat yang mencakup berbagai jenjang, mulai dari S1 hingga S3. Beliau berharap para peserta dapat menyimak materi dengan baik dan tertarik untuk berkuliah di UAI.
Sesi utama dipandu oleh dosen Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Arab, Sayyed Zuhdi Abdil Ghanim, Lc., M.Hum. Beliau menyampaikan pentingnya belajar Bahasa Arab, mengingat masih banyak kesalahpahaman dalam membaca dan memahami maknanya. Menurut beliau, salah mengucapkan Bahasa Arab bisa berdampak fatal karena perbedaan pelafalan dapat mengubah arti kata secara signifikan.
Dalam pemaparannya, Dosen Prodi Bahasa dan Kebudayaan Arab UAI menyoroti berbagai kesalahpahaman dalam mengartikan Bahasa Arab di Indonesia. Salah satu contohnya adalah isu kata “Qorona” dalam buku Iqra yang dikaitkan dengan Virus Corona. Kesalahan lainnya adalah pemahaman bahwa kata “Al-Qari’ah” yang diartikan menjadi “para pembaca wanita,” oleh salah satu pendakwah kondang, padahal makna sebenarnya dalam konteks Al-Qur’an adalah “Hari Kiamat.” Beliau menegaskan bahwa kekeliruan seperti ini dapat dihindari dengan mempelajari Bahasa Arab secara mendalam dan sistematis.
Selain itu, pemateri juga menjelaskan bahwa mempelajari Bahasa Arab tidak hanya cukup dengan membaca Al-Qur’an. Menurut beliau karena Al-Qur’an menggunakan Bahasa Arab klasik (Fushah), sedangkan saat ini masyarakat Arab menggunakan Bahasa Arab sehari-hari (Amiyah), yang tentu saja berbeda secara kaidah dengan Bahasa Arab Al-Qur’an.
Beliau juga menjelaskan tentang keberagaman dialek Bahasa Arab yang digunakan di berbagai negara Timur Tengah. Dialek Arab Saudi disebut sebagai yang paling mendekati Bahasa Arab Fushah, sedangkan dialek Mesir adalah yang paling populer digunakan secara internasional. Sementara itu, dialek Maghrib (Aljazair, Tunisia, dan Maroko) dikenal sebagai yang paling sulit dipahami karena perbedaannya yang cukup besar dengan Bahasa Arab standar.
Agar lebih interaktif, peserta diajak untuk berlatih membaca dan melafalkan Bahasa Arab dengan cara yang lebih alami. Sayyed Zuhdi menunjukkan bahwa banyak pelafalan Bahasa Arab di Indonesia yang berbeda dengan cara pengucapan aslinya. Para peserta dengan antusias mencoba mengoreksi dan membiasakan diri dengan pengucapan yang benar.
Beliau juga memperlihatkan sebuah video yang menunjukkan individu non-Arab yang mampu berbicara Bahasa Arab dengan fasih dalam waktu singkat. Melalui video ini, beliau memberikan tips bahwa mendengarkan dan meniru cara orang Arab berbicara dalam kehidupan sehari-hari bisa menjadi metode yang efektif dalam menguasai Bahasa Arab secara lebih cepat.
Tak hanya itu, para peserta juga diajarkan cara menyampaikan sambutan dalam Bahasa Arab. Dengan semangat, mereka mempraktikkan pelafalan yang telah diajarkan, menjadikan sesi ini lebih interaktif dan menyenangkan. Acara ini mendapat respons yang sangat positif dari para peserta yang menunjukkan antusiasme tinggi dalam belajar Bahasa Arab.
Dengan metode yang menyenangkan dan interaktif, para peserta mendapatkan pengalaman belajar yang berkesan sekaligus meningkatkan pemahaman terhadap Bahasa Arab.
- Universitas Al-Azhar Indonesia
- Universitas Al-Azhar Indonesia
- Universitas Al-Azhar Indonesia