
Di antara tumpukan deadline pekerjaan, ajakan healing, dan unggahan teman yang sudah sukses, muncul satu pertanyaan besar: “Perlu tidak sih lanjut S2?” Bukan cuma soal biaya yang bikin dompet menipis, tapi juga soal waktu dan tenaga. “Capek nggak ya kuliah lagi, padahal sudah nyaman kerja?” Di satu sisi, ada rasa takut ketinggalan. Tak hanya itu, bayangan begadang ngerjain tesis dan baca jurnal tebal jadi pertimbangan yang sangat sulit. Pertanyaan “worth it gak sih?” ini bukan cuma soal hitung-hitungan finansial, tapi juga soal kesiapan mental. Mari kita bedah bersama, seberapa worth it apa menghadapi lelahnya studi S2!
S2 Investasi Masa Depan
Ubah mindset-mu bahwa S2 itu investasi, bukan hanya sumber pengeluaran semata. Gelar S2 bisa jadi tiket cepat buat naik jabatan atau pindah ke perusahaan yang lebih bereputasi. Dan memang, di beberapa bidang, gelar S2 itu wajib. Contohnya di sektor riset, akademisi, atau profesional seperti psikolog klinis.
Tapi, jangan hanya memikirkan gelar saja. Yang lebih penting adalah ilmu dan skill yang didapat. Saat S2, kita belajar berpikir kritis, menganalisis data kompleks, dan memecahkan masalah yang lebih rumit. Ini bekal yang gak bisa didapat cuma dari pengalaman kerja. Jadi, ketika ada posisi manajerial yang butuh problem-solving tingkat tinggi, kamu sudah lebih siap.
S2 itu bukan cuma soal teori, tapi juga soal mendobrak batasan diri. Ketika kita dipaksa ngerjain tugas yang rasanya mustahil, atau harus presentasi di depan dosen yang super kritis, di situlah growth terjadi. Di sini juga kesempatan buat fokus ke satu bidang yang benar-benar kita minati. Mungkin selama S1 kita ambil jurusan umum, tapi passion kita sebenarnya di data science atau sustainable development. Nah, S2 jadi momen buat mendalami passion itu sampai tuntas. Hasilnya, kita bukan cuma punya gelar, tetapi juga keahlian yang spesifik dan mendalam.
Worth It Nggak, Sih?
S2 akan sangat worth it jika kamu punya tujuan yang jelas dan nggak cuma ikut-ikutan. Tanyakan pada diri kamu Apakah untuk naik jabatan, pindah karier, atau memang ingin jadi ahli di bidang tertentu? Apakah ada jurusan atau mata kuliah spesifik yang benar-benar kamu minati?Apakah skill yang didapat dari perkuliahan ini akan relevan di masa depan? Jika jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini kuat dan jelas, maka semua capek dan lelah itu akan terbayar. Kamu gak cuma dapat gelar, tapi juga kepuasan batin karena berhasil mengeksplorasi potensi diri sampai batas maksimal.Pada akhirnya, keputusan untuk lanjut S2 ada di tanganmu. Pikirkan matang-matang, jangan terburu-buru, dan yang terpenting: pastikan kamu melakukan ini untuk dirimu sendiri, bukan untuk orang lain.
Jika kamu ingin melanjutkan kuliah S2 tanpa bingung bentrok dengan jam kerja, cek pilihan program S2 hybrid yang fleksibel dan terjangkau terjangkau di Universitas Al-Azhar Indonesia! Dengan beberapa program, kamu bisa lulus dalam 1,5 tahun dan tetap bekerja sambil studi. Daftar sekarang dan pelajari opsi program Magister di UAI!