Menurut pandangan Islam, etos kerja tidak hanya sekadar upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup atau meraih kekayaan semata. Etos kerja dalam Islam dipahami sebagai sikap yang melahirkan keyakinan mendalam bahwa bekerja adalah ibadah kepada Allah SWT. Ini menjadi bukti bahwa Islam menempatkan pekerjaan sebagai aktivitas mulia yang mencerminkan kemanusiaan, tanggung jawab, dan jalan untuk mendapatkan ridha-Nya.

Hal ini selaras dengan firman Allah dalam Q.S. At-Taubah ayat 105. “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu…”. Ayat ini menegaskan bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan akan disaksikan dan dinilai, bukan hanya oleh manusia, tetapi juga oleh Allah SWT.

Nilai-Nilai Etos Kerja dalam Islam

Sebagai seorang Muslim, bekerja harus didasarkan pada nilai-nilai yang kuat dan luhur. Berikut adalah beberapa nilai etos kerja Islami yang seharusnya dipegang teguh oleh setiap individu:

1. Cerdas (Fathanah)

Islam mendorong umatnya untuk bekerja dengan kecerdasan, bukan sekadar keras. Fathanah mencerminkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif dalam menyelesaikan tugas. Pekerja yang cerdas akan menghasilkan solusi yang efisien dan membawa manfaat lebih luas.

2. Bertanggung Jawab (Amanah)

Salah satu nilai utama dalam etos kerja Islam adalah amanah atau tanggung jawab. Seorang Muslim dituntut untuk menunaikan tugas dengan penuh komitmen dan integritas. Rasulullah SAW bersabda “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Etos kerja dalam Islam menjadikan amanah sebagai nilai mutlak dalam menjalankan profesi apapun. Jangan sampai mengkhianati amanah yang sudah diberikan karena apabila kamu melanggarnya maka sulit dipercaya oleh orang lain.

3. Kejujuran (Shiddiq)

Kejujuran adalah landasan utama dalam pekerjaan. Shiddiq atau jujur itu menjauhkan seseorang dari berbagai macam kejahatan, seperti penipuan, kecurangan, dan manipulasi. Etos kerja yang dilandasi kejujuran itu sangat penting karena menciptakan kepercayaan dan kredibilitas, baik secara profesional maupun spiritual.

4. Saling Berbagi Ilmu (Tabligh)

“Sebarkanlah dariku walau hanya satu ayat,” (HR. Bukhari). Berdasarkan hadits tersebut, seorang Muslim itu harus saling berbagi ilmu. Tabligh  itu bermakna menyampaikan, termasuk menyebarkan pengetahuan dan pengalaman kepada orang lain. Dalam dunia kerja, berbagi ilmu itu dapat memperkuat tim dan menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif dan produktif.

Etos kerja dalam Islam mencerminkan bahwa bekerja adalah bagian dari ibadah dan sarana untuk meraih keberkahan hidup. Nilai-nilai seperti cerdas, bertanggung jawab, jujur, dan berbagi ilmu harus menjadi pedoman dalam setiap aktivitas profesional seorang Muslim.

Di Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), mahasiswa tidak hanya dibekali ilmu pengetahuan, tetapi juga ditanamkan nilai-nilai GenFAST (Generasi  Fathanah, Amanah, Shiddiq, dan Tabligh). UAI adalah tempat yang tepat untuk tumbuh menjadi pribadi yang beretos kerja Islami, berprestasi, dan bermanfaat bagi umat. Yuk Daftar sekarang!