Gap year bukan sekadar menunda perkuliahan, tapi juga mempersiapkan diri untuk raih impian di tahun depan. Gap year seringkali digambarkan sebagai periode yang ideal untuk pengembangan diri, penemuan passion, atau petualangan seru sebelum terjun ke bangku kuliah. Gambaran ini tidak sepenuhnya salah, namun masa gap year faktanya tidak seindah itu. Namun, ada sisi gelap gap year yang harus kamu ketahui.

Memang gambaran mengenai gap year ini tidak 100% salah, ada beberapa sisi gelap gap year yang jarang dibicarakan. Banyak mitos yang beredar, padahal realitanya bisa sangat berbeda. Penting bagi kamu untuk memahami fakta-fakta ini agar bisa membuat keputusan yang tepat dan tidak menyesal di kemudian hari.Yuk, kita bahas satu per satu mitos tentang gap year!

Gap Year Itu Pasti Produktif dan Seru

Ini salah satu mitos paling populer mengenai gap year. Membayangkan satu tahun ‘libur sekolah’ kebanyakan orang membayangkan pasti bisa punya banyak waktu untuk produktif. Memang, ada yang sukses isi gap year dengan magang, jalan-jalan, atau upgrade skill. Tapi nggak sedikit juga yang malah bosan, mager, atau sampai stres. Tanpa disiplin diri yang kuat, gap year bisa berubah jadi masa yang tidak produktif. Kamu bisa saja terjebak di zona nyaman sekadar rebahan di kasur sambil scroll tiktok atau main game saja. Keseruan dan produktivitas yang kamu bayangkan bisa sirna begitu saja. Sayang banget kan, kalau 1 tahun malah terbuang sia-sia?

Gap Year Membuatmu Lebih Siap Hadapi Ujian PTN Tahun Depan

Gap year memang bisa meningkatkan kesiapan dan kematangan kita untuk menghadapi ujian di tahun depan. Jelas, karena kamu punya waktu belajar dan mengatur strategi lebih banyak. Kamu bisa selangkah lebih maju dibandingkan adik kelasmu yang baru pertama mengikuti ujian masuk PTN. Kamu sudah memiliki pengalaman mengerjakan soal ujian, mengevaluasi diri, hingga memprediksi jenis soal yang akan keluar di ujian selanjutnya. Tapi, kamu juga bisa saja ketinggalan pelajaran atau bahkan kehilangan motivasi belajar. Ini sangat mungkin terjadi, karena kamu sudah tidak lagi merasakan berjuang bersama teman-teman seangkatan dalam menghadapi ujian. 

Gap Year Itu Nggak Mahal

Biaya gap year itu tergantung kamu ngisinya gimana. Kalau kamu ikut bimbel atau ambil kelas privat, ya pasti keluar biaya tambahan.  Meskipun ada peluang untuk bekerja dan menghasilkan uang, itu tidak selalu menjamin bisa menutupi semua biaya hidup atau kegiatan selama gap year. Makanya, perencanaan finansial yang matang sangat dibutuhkan. Untuk mengikuti tes seleksi masuk PTN lagi juga membutuhkan biaya yang harus sudah kamu pertimbangkan!

Gap Year Worth It Nggak Sih?

Gap year itu worth it atau nggak? Jawabannya tergantung kamu sendiri. Jika kamu berani mengambil resiko, dan punya persiapan matang secara fisik, mental dan finansial yang kuat, gap year bisa terasa bermanfaat. Namun, jika kamu merasa gap year terlalu berat, kuliah di kampus swasta atau kuliah program kelas karyawan tidak seburuk itu, kok! Yang terpenting tujuan dari kamu memutuskan kuliah sendiri dapat tercapai. Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) merupakan kampus Unggul di Jakarta selatan yang punya program kelas reguler dan kelas karyawan. Dengan sistem perkuliahan hybrid dan biaya kuliah yang terjangkau, menjadikan UAI tempat yang tepat untuk kamu. Jika kamu tertarik untuk mendaftar di kampus swasta Unggul dan memiliki reputasi yang baik yuk daftar di UAI. Daftar di sini!