Gen Z, siapa sih yang gak pernah kena pressure pas milih jurusan kuliah? Di satu sisi, ada passion dan impian kita yang sudah kebayang banget masa depannya. Di sisi lain, ada ekspektasi orang tua yang maunya kita jadi dokter, insinyur, atau akuntan jurusan yang katanya pasti sukses dan punya masa depan cerah. Gak salah kok kalau orang tua pengen yang terbaik. Mereka cuma khawatir kita salah langkah atau gak bisa survive di masa depan. Tapi, kita juga gak bisa mengorbankan kebahagiaan dan potensi diri demi menyenangkan orang tua. Nah, biar kamu nggak peru selisih paham dengan orang tua mu, ini dia strategi buat meyakinkan orang tua dan mendapatkan restu mereka 100% untuk jurusan yang related sama impianmu.

Jelaskan Secara Mendetail Mengenai Tujuanmu

Memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat adalah kunci untuk masa depan yang sukses dan bahagia, dan mendapatkan restu orang tua.Untuk meyakinkan orang tua, kamu perlu menjelaskan tujuan secara detail dan terstruktur.

Jelaskan tujuanmu memilih jurusan tersebut. Pastikan kamu memilih jurusan ini bukan sekadar mengikuti tren atau ajakan teman saja. Jelaskan bahwa pilihanmu karena keselarasan yang kuat antara passion, bakat, dan prospek karier di masa depan. Berikan gambaran kamu melihat jurusan ini sebagai wadah yang tepat untuk mengembangkan potensi diri secara maksimal. Kamu juga telah melakukan riset mendalam mengenai prospek kerja lulusan dari jurusan ini. Jelaskan bahwa jurusan itu permintaan untuk ahli di bidang ini terus meningkat seiring dengan era digitalisasi. Maka dari itu, kamu harus yakin pilihan ini tidak hanya akan sekadar keinginan sesaat, tetapi juga menjamin masa depan karier yang stabil dan cerah.

Diskusi Dengan Baik, Jangan Langsung Menentang Orang Tua

Saat menjelaskan keinginan kuliah di jurusan pilihanmu kepada orang tua, kunci utamanya adalah diskusi yang tenang dan terstruktur. Jangan lakukan konfrontasi atau penentangan langsung. Ketika orang tua mengajukan keberatan atau menyarankan jurusan lain yang tidak sesuai dengan keinginanmu, hindari reaksi defensif. Jangan sampai meninggikan suara atau menunjukkan sikap frustrasi. Ingat, kekhawatiran mereka seringkali berakar dari cinta dan harapan agar masa depanmu terjamin. Dengarkan setiap poin keberatan mereka dengan saksama. Catat concern utama mereka apakah itu soal prospek kerja yang kurang jelas, risiko finansial, atau kurangnya gengsi sosial dan akui kekhawatiran tersebut sebelum kamu menyanggahnya.

Jelaskan pilihanmu dengan data yang sudah kamu siapkan. Fokus pada bagaimana jurusan yang kamu pilih justru menawarkan keunggulan kompetitif unik. Tunjukkan bahwa kamu tidak hanya termotivasi oleh passion, tetapi juga oleh rasionalitas dan riset mendalam. Jelaskan bagaimana skill yang kamu dapatkan di jurusanmu itu akan melengkapi dan bahkan mengungguli skill tradisional di masa depan. Pendekatan ini menunjukkan bahwa kamu telah mempertimbangkan semua risiko dan memiliki rencana karier yang matang, yang pada akhirnya jauh lebih meyakinkan daripada sekadar emosi atau penolakan keras.

Intinya, minta restu itu bukan ajang adu argumen, tapi ajang meyakinkan bahwa kamu sudah dewasa, sudah riset, dan bertanggung jawab atas pilihanmu. Ketika orang tuamu melihat keseriusan, data yang valid, dan bukti komitmenmu, restu pasti mudah didapatkan. Jika sudah memastikan restu jurusanmu, yuk kuliah di Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) dan raih impianmu di UAI! Cek informasinya seputar pendaftaran UAI di sosial media @universitasalazharindonesia dan @daftaruai sekarang!