Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc., menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Gen FAST, Menyiapkan Indonesia Emas” dalam acara pelantikan mahasiswa UAI 2025 yang berlangsung pada Kamis, 11 September 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh 617 mahasiswa baru Angkatan 2025. Orasi ini menjadi panduan awal bagi mahasiswa baru dalam menjalani kehidupan perkuliahan di UAI.

“Anda sekarang berada dalam posisi yang di satu pihak bagus, tapi harus disiapkan dengan bagus juga karena tantangan semakin besar,” ujar Rektor dalam pembukaannya. Menurut beliau, sejak saat ini hingga tahun 2045 Indonesia berada dalam situasi bonus demografi, yaitu kondisi ketika jumlah penduduk usia produktif sangat besar. Kesempatan ini sangat langka, hanya terjadi sekali dalam periode sejarah dunia. Oleh karena itu, menurut Rektor, Gen FAST (Fatonah, Amanah, Shiddiq, dan Tablig), harus memanfaatkan peluang ini dengan sebaik-baiknya agar Indonesia Emas 2045 dapat tercapai.

Rektor mengungkapkan bahwa sejumlah negara telah berhasil memanfaatkan bonus demografi, contohnya adalah Jepang. “Jepang itu pernah mendapatkan bonus tahun 70, dan mereka optimumkan sehingga industri Jepang, ekonomi Jepang, kesejahteraan Jepang begitu melesat. Karena orang-orang produktifnya banyak,” jelas beliau. Rektor juga menambahkan bahwa apabila saat itu Jepang tidak menyiapkan bonus dengan baik, maka saat ini ekonominya akan berat. 

Lebih lanjut, Rektor menjelaskan secara rinci seputar visi Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera di tahun 2025. Menurut beliau, untuk mewujudkan visi tersebut, dibutuhkan sumber daya manusia yang unggul, pembangunan yang berkelanjutan, pemerataan pembangunan yang berkeadilan, hingga pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan. “Siapa yang akan mewujudkan Indonesia emas 2045 ? Ya, kita semua, GenFAST UAI!” ucap Rektor penuh semangat. 

Kepada GenFAST, Rektor mengungkapkan bahwa mahasiswa UAI harus meneladani nilai-nilai yang diteladani oleh Rasulullah SAW. Nilai yang pertama adalah Fatonah, dimana mahasiswa harus bijak dalam menyikapi berbagai peristiwa yang ada. Selanjutnya mahasiswa itu harus menjadi orang yang dapat dipercaya alias Amanah. Shiddiq atau kejujuran adalah modal awal untuk meraih kesuksesan. Yang terakhir adalah Tablig atau mengajak kemudian menyebarkan kebaikan-kebaikan. Rektor mengatakan bahwa GenFAST harus menjalankan peran sebagai pembelajar sepanjang hayat, inovator solusi, dan pemimpin berkarakter yang berlandaskan akhlakul karimah.

Tidak hanya itu Rektor juga menekankan tiga kunci utama bagi Gen FAST agar sukses dunia dan akhirat. Kunci yang pertama adalah harus memiliki jiwa selalu ingin berkembang (growth mindset). Kunci kedua adalah semangat kolaborasi, dimana mahasiswa itu saling bekerjasama untuk memajukan Indonesia. Yang terakhir adalah cinta pada proses dan nikmati tantangan dalam belajar. 

Rektor menutup orasi ilmiahnya dengan menyampaikan kutipan Bahasa Arab, “Man Jadda Wajada,” yaitu barangsiapa yang bersungguh-sungguh, pasti berhasil. Pepatah tersebut bukan sekedar nasehat saja, namun juga menjadi penyemangat bagi mahasiswa UAI untuk bersungguh-sungguh dan pantang menyerah dalam mencapai kesuksesan.