Fuzhou, Tiongkok — Sebuah langkah penting dalam memperkuat hubungan pendidikan antara Indonesia dan Tiongkok terwujud melalui kunjungan Delegasi Kepala Sekolah Menengah Atas Indonesia dalam program “Chinese Bridge” 2025. Kegiatan ini berlangsung pada 27–31 Oktober 2025, diselenggarakan oleh Center for Language Education and Cooperation Kementerian Pendidikan Tiongkok, bekerja sama dengan Fujian Normal University dan Pusat Bahasa Mandarin Universitas Al-Azhar Indonesia.

Upacara pembukaan program berlangsung di Kampus Qishan, Fujian Normal University, dengan sambutan hangat dari Prof. Zhu Feng, Dekan International College of Chinese Studies. Dalam kesempatan tersebut, para kepala sekolah Indonesia disambut sebagai mitra penting dalam membangun jembatan pertukaran budaya dan pendidikan.

Sementara itu, Assoc. Prof. Xie Jingyi memimpin sesi diskusi interaktif bertajuk “Teknologi Kecerdasan Buatan dan Pendidikan Bahasa Mandarin Internasional”. Para kepala sekolah aktif berbagi pandangan dan pengalaman tentang inovasi pengajaran di era digital.

Salah satu peserta, Rifat, M.Pd., Kepala Sekolah SMK Perguruan Cikini, menegaskan pentingnya pembelajaran bahasa Mandarin dalam menghadapi tantangan global.

“Dengan meningkatnya pengaruh internasional Tiongkok, pembelajaran bahasa Mandarin menjadi jalur penting bagi siswa Indonesia untuk memahami Tiongkok dan berinteraksi dengan dunia. Kami akan menerapkan hasil kunjungan ini di sekolah.” 

Selain menghadiri sesi akademik, delegasi juga berkesempatan mengunjungi Fujian Chuanzheng Communications College. Di sana, mereka meninjau berbagai fasilitas unggulan seperti Zona Demonstrasi Integrasi Industri Kendaraan Energi Baru–Pendidikan, Pusat Pelatihan Penerbangan, Pusat Pelatihan Kapal Pesiar Bergaya Tiongkok, dan Pusat Pelatihan Sinyal Transit Kereta Api.

Para peserta mengaku terinspirasi oleh filosofi pendidikan kejuruan di Tiongkok yang menekankan kolaborasi erat antara industri dan lembaga pendidikan. Mereka melihat peluang besar untuk mengembangkan model serupa di Indonesia.

Tak hanya fokus pada pendidikan, kunjungan ini juga memperkaya wawasan budaya para kepala sekolah. Delegasi menjelajahi kawasan bersejarah San Fang Qi Xiang di Fuzhou, mendalami seni bela diri di Quanzhou South Shaolin Temple, serta mengunjungi Aula Pameran Warisan Budaya Takbenda Quanzhou, Fujian. Melalui pengalaman ini, para peserta merasakan langsung kekayaan warisan budaya dan semangat masyarakat Fujian.

Program “Chinese Bridge” 2025 ini menjadi momentum penting dalam mempererat persahabatan dan kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok. Melalui pertukaran pendidikan, budaya, dan teknologi, kedua negara diharapkan dapat bersama-sama membentuk generasi muda yang memiliki wawasan global, keterampilan lintas budaya, dan daya saing internasional.