Habib Rizieq Hingga UAS Bisa Jadi ‘Ancaman’ Pemerintahan Jokowi, Konsolidasi Besar-besaran
POJOKSATU.id, JAKARTA – Pengamat Politik Ujang Komarudin menyatakan bahwa kedatangan Habib Rizieq Shihab (HRS) ke Indonesia bisa jadi ancaman bagi Pemerintahan Joko Widodo.
Pasalnya, Imam Besar FPI itu dinilai akan membuat konsolidasi besar-besaran untuk menguatkan pergerakan oposisi untuk melawan Pemerintah.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu saat dihubungi pojoksatu.id di Jakarta, Rabu (11/11/2020).
“Kepulangan HRS itu bisa saja akan terjadi konsolidasi besar-besaran antar sesama oposisi non-parlemen,” ujarny
Terlebih lagi, kata dosen Universitas Al-Azhar itu, belakangan muncul organisasi dan tokoh-tokoh vokal.
Seperti Amien Rais, Din Syamsuddin hingga Ustaz Abdul Somad.
Hal tersebut akan menjadi ancaman atau ujian bagi Pemerintahan Jokowi.
Sebab, sejumlah tokoh itu hingga kini tak bisa dikendalikan oleh pemerintah.
Apalagi, kedatangan HRS disambut massa besar yang tergabung dari berbagai perkumpulan majelis dan ormas.
“Tokoh-tokoh di luar partai tak bisa dikendalikan. Termasuk Amien Rais, HRS, dan UAS tokoh-tokoh independen yang tidak bisa dikendalikan pemerintah. Jadi bisa membuat Jokowi dalam ujian berat,” pungkasnya.
Untuk diketahui, kemarin, Habib Rizieq Shihab mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (10/11), sekitar pukul 09.00 WIB.
Setelah itu, HRS langsung bertolak ke kediamannya, di Pentamburan III, Jakarta Pusat. Ia tiba sekitar pukul 12.50 WIB.
Sepanjang perjalanan dari Nandara Soekarno-Hatta, HRS dikawal ribuan pendukungnya menggunakan roda dua dan roda empat.
Para pendukung pun tak pernah berhenti meneriakkan lantunan shalawat dan takbir menyambut kedatangan HRS.
“Takbir, Allahuakbar,” kata HRS di atas mobil sambil melambaikan kedua tangannya.
Salah satu pengacara Habib Rizieq, Damai Hari Lubis menyebut, jumlah massa penjemput HRS mencapai jutaan.
“Ternyata, jumlah massa yang menjemput Habib Rizieq Shihab mencapai tiga juga orang,” ujarnya dikutip PojokSatu.id dari JPNN.
Damai juga menyinggung pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang membandingkan HRS dengan Ayatullah Khomeini.
Sebab, kata Damai, jumlah orang yang menjemput HRS jauh lebih banyak ketimbang massa yang menyambut Ayatullah Khomeini.
“(Yang menjemput Habib Rizieq) Melebihi orang suci massa penjemputan Khomeini. Sehingga pendapat Mahfud keliru,” ungkap Damai.
Hal itu bisa dibuktikan dengan lumpuhnya operasional Bandara Soekarno-Hatta.
“Jalan seharusnya satu jalur, terpakai dua jalur, bandara lumpuh,” tuturnya.
Bukti lain, waktu tempuh dari Bandara Soetta sampai ke kediaman HRS pun sampai empat jam lamanya.
“Sekitar empat jam. Dari bandara kemudian Tol Slipi semua macet. Nyaris tak bisa bergerak,” tandasnya.(muf/pojoksatu)
Sumber
Pojok Satu