skip to Main Content
Universitas Al-Azhar Indonesia Kenalkan Bahasa Dan Kebudayaan Jepang Kepada Beberapa Siswa SMA Di Jakarta Melalui Acara “Taiken Shimashou!” 

Universitas Al-Azhar Indonesia Kenalkan Bahasa dan Kebudayaan Jepang kepada Beberapa Siswa SMA di Jakarta melalui Acara “Taiken Shimashou!” 

Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) menyelenggarakan acara Taiken Shimashou! Belajar Bahasa dan Kebudayaan Jepang di Universitas Al-Azhar Indonesia” yang berlangsung di Ruang Serbaguna pada Sabtu, 25 Mei 2024. Acara tersebut diselenggarakan untuk mengenal lebih dekat bahasa dan kebudayaan dari Jepang, serta untuk mempromosikan program studi bahasa dan kebudayaan Jepang kepada para peserta, yang berasal dari beberapa SMP dan SMA sederajat di Jakarta. Acara tersebut diisi oleh enam sensei (guru), yang semuanya merupakan dosen tetap Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang UAI, yaitu Vera Yulianti, M.A, Arianty Visiaty, MLA., Alamanda Hesarianti, M.Hum., Bembi Mulia Ramadhani, M.A., Sandra Herlina, S.S., M.A., dan Dr. Nina Alia Ariefa, M.Si.  

Acara dibuka dengan sambutan ketua acara, Wildan Hakim, S.Sos, M.Si., bahwa program ini merupakan program kedua, dimana sebelumnya belajar bahasa Mandarin dan kebudayaan Tiongkok. Beliau menjelaskan acara yang berlangsung di Ruang Serbaguna bertujuan untuk (1) mengenalkan bahasa dan kebudayaan Jepang kepada para peserta, (2) meningkatkan peminat Program Studi Bahasa dan Kebudayan Jepang UAI, serta (3) memantapkan pilihan para peserta yang berasal dari SMA sederajat untuk mendaftarkan diri di UAI. Wildan juga memaparkan bahwa para peserta yang hadir dalam pertemuan tersebut akan mendapatkan sertifikat yang dapat menjadi bukti pernah mengikuti pelatihan Bahasa Jepang di UAI.  

Pembelajaran pertama yaitu pengenalan Bahasa Jepang yang disampaikan oleh Kepala Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang UAI, Vera Yulianti, M.A. Beliau memulainya dengan topik mengenalkan diri dengan menjelaskan kosakata dan tata cara pengenalan dalam bahasa Jepang, menyampaikan salam, nama, tempat asal, dan ucapan penutup. Pembelajaran pengenalan diri tersebut disampaikan oleh Vera-sensei melalui media presentasi, anime, dan manga. Tidak hanya itu saja, beliau juga turut memeragakan gestur perkenalan diri ala Jepang bersama Bembi Mulia Ramadhani, M.A.  

Selanjutnya yaitu pembelajaran tentang macam-macam huruf Jepang oleh Arianty Visiaty, MLA., Alamanda Hesarianti, M.Hum. Pelajaran dimulai dengan pengenalan empat model aksara yang digunakan oleh Jepang saat ini, yaitu Kanji, Hiragana, Katakana, dan Romaji. Selanjutnya mereka mengajarkan cara menulis nama menggunakan aksara Katakana. Alamanda-sensei menjelaskan alasan menuliskan nama menggunakan Katakana karena huruf tersebut bertujuan untuk menuliskan nama atau hal yang berasal dari luar Jepang.  Para peserta tampak sangat antusias dalam menuliskan nama mereka masing-masing menggunakan aksara Katakana. Para pemateri turut membantu peserta yang kesulitan dalam menuliskan namanya ke bahasa Jepang.  

Selanjutnya Bembi Mulia Ramadhani, M.A., mengenalkan lebih lanjut soal topik perkenalan melalui media animasi. Beliau memberikan contoh percakapan berkenalan dengan menggunakan video clip animasi. Para peserta belajar mengidentifikasi kosakata yang tepat dalam berkenalan setelah menonton beberapa video clip animasi, seperti menganalisa si A asalnya dari mana, pekerjaannya apa, hobinya apa, dan sebagainya. Uniknya lagi beliau menggunakan video clip dari salah satu anime yang populer di tahun 2023, Oshi no Ko, sebagai media pembelajaran dalam percakapan pengenalan diri Bahasa Jepang.  

Setelah membahas berbagai hal tentang bahasa Jepang, Sandra Herlina, S.S., M.A., dan Dr. Nina Alia Ariefa, M.Si., menjelaskan tentang pengenalan budaya dan bahasa Jepang. Kedua pemateri mengenalkan berbagai macam bentuk budaya Jepang, mulai dari budaya klasik, seperti sastra klasik, arsitektur, pakaian tradisional, hingga kebudayaan modern, seperti anime dan manga. Tidak hanya itu saja, mereka juga memaparkan upaya Jepang untuk mengenalkan budaya Jepang di Indonesia dapat melalui Bunkasai (festival budaya Jepang). Tak hanya itu, Sandra-sensei dan Nina-sensei juga menunjukkan akulturasi budaya Jepang dan Indonesia yang tercipta karena kesuksesan Jepang dalam menyebarkan kebudayaannya di Indonesia, seperti adanya orang yang menggunakan Yukata bersama dengan hijab, arsitektur rumah yang terinspirasi dengan gaya rumah Jepang, hingga film animasi Indonesia, Battle of Surabaya, yang memiliki desain karakter khas anime Jepang.  

Para peserta sangat antusias untuk mengikuti acara tersebut karena kelas berlangsung secara interaktif. Mereka berlomba-lomba untuk saling bertanya dan menjawab pertanyaan yang terkait dengan Bahasa dan Kebudayaan Jepang. Setiap peserta yang dapat menjawab pertanyaan  dengan baik diberikan hadiah yang menarik. Tidak hanya itu saja, mereka juga sangat bersemangat dalam menebak kosakata yang tepat dalam suatu perkenalan dan menulis nama mereka sendiri menggunakan huruf Katakana.  

Semoga dengan suksesnya acara dapat meningkatkan minat siswa SMA sederajat untuk mempelajari bahasa dan kebudayaan Jepang di Universitas Al-Azhar Indonesia. 

 

 

Back To Top