Universitas Al-Azhar Indonesia, Tomsk State University, dan Universiti Teknologi MARA Berkolaborasi dalam Selenggarakan Seminar Internasional “Artificial Intelligent and Its Implication on Sustainable Development”
Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) bersama dengan Tomsk State University (TSU) dan Universiti Teknologi MARA menyelenggarakan Seminar Internasional yang bertema “Artificial Intelligent and Its Implication on Sustainable Development” pada Kamis, 11 Juli 2024. Kegiatan yang berlangsung secara hybrid di Ruang Yahya Muhaimin Lantai 4 dan Zoom Livestream dihadiri oleh mahasiswa UAI, tim Kantor Urusan Internasional (KUI) UAI, hingga beberapa tamu dari Malaysia serta Rusia. Sesi seminar diisi oleh Prof. Artyom Yurievich Rykun (Tomsk State University, Rusia), Dr. Mohamad Rahimi bin Mohamad Rosman, TS (Universiti Teknologi MARA, Malaysia), dan Dr. Winangsari Pradani (Dosen Program Studi Informatika Universitas Al-Azhar Indonesia).
Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia, Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc., menyampaikan bahwa beliau sangat senang UAI bersama Tomsk State University Rusia dan Universiti Teknologi MARA dapat menyelenggarakan seminar internasional bersama. Pada sambutannya, beliau mengatakan bahwa Artificial Intelligence (AI) itu serupa dengan teknologi lainnya yang selalu berkembang dengan sangat pesat dengan kecerdasan dan kreativitas manusia. “AI seperti pisau bermata dua yang dapat memberikan efek positif dan efek negatif,” ucap Rektor tentang dampak AI. Beliau berpesan bahwa sebagai orang yang beragama, kita harus menjadi hamba Allah yang dapat menguasai serta memahami teknologi AI dengan sebaik-baiknya.
Prof. Artyom Yurievich Rykun dari Tomsk State University (TSU) menyampaikan sambutannya melalui cuplikan video. Beliau ungkapkan rasa antusias untuk hadir ke UAI dalam rangka menandatangani perjanjian kerja sama dan menyampaikan peran Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan. Pada video tersebut, beliau juga mengungkapkan bahwa perguruan tinggi tertua di Rusia telah mengadopsi kurikulum seputar AI dalam pembelajarannya.
Dr. Mohamad Rahimi bin Mohamad Rosman, TS., dari Universiti Teknologi MARA sampaikan seminar dengan subtema “Challenges And Issues Of AI Adoption Among University Students”. Beliau memulainya dengan menjelaskan pentingnya Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan, yaitu dapat menguasai dasar-dasar AI, mengerti dampak AI pada dunia industri, dan memahami etika penggunaan AI. Menurut beliau, saat ini pemerintahan Malaysia dibawah Perdana Menteri Anwar Ibrahim sangat mendukung penguasaan AI dengan tagline “AI untuk Rakyat”. Dosen dari Universiti Teknologi MARA memberikan penjelasan secara rinci seputar kurangnya pendidikan AI dalam kurikulum perguruan tinggi, keterbatasan akses terhadap sumber daya dan teknologi AI, perhatian etika dalam penggunaan AI, hingga dampak penguasaan AI terhadap prospek karir di masa depan.
Dosen Program Studi Informatika Universitas Al-Azhar Indonesia, Ir. Winangsari Pradani, M.T., turut menyampaikan seminar dengan subtema “Ontology as AI infrastructure on the Semantic Web in the context of Cultural Wealth Data Integration as a Strength for the Future of the Indonesian Nation”. Pada kesempatan ini, beliau memberitahukan bahwa Indonesia adalah Negara yang sangat kaya akan kebudayaan. Namun sayangnya saat ini sebanyak 10 persen bahasa lokal di Indonesia serta 6 persen total peninggalan budaya di Jawa Barat berada dalam status terancam punah. Kurangnya database digital tentang peninggalan budaya Indonesia yang komprehensif menjadi penyebab terancam hilangnya catatan kebudayaan tersebut. Oleh karenanya, beliau menyampaikan pentingnya integrasi data berbasis ontologi (Ontology-Based Data Integration) untuk mengumpulkan data tentang kebudayaan Indonesia. Dosen Informatika UAI juga menjabarkan langkah untuk menyimpan dan mengintegrasikan data pelestarian budaya Indonesia, yaitu dengan (1) Data collection, (2) Data preprocessing, (3) Data extraction, (4) Data validation by experts, dan (4) Storing data in the form of ontology referencing the top-level cultural heritage ontology. “Dalam upaya pelestarian tersebut, berbagai pihak harus saling berkoordinasi, mulai dari lembaga pendidikan, lembaga budaya, dan pemerintah” tutup pemateri.
Diharapkan dengan adanya seminar internasional antara Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Tomsk State University (TSU) dan Universiti Teknologi MARA dapat meningkatkan kesadaran pentingnya menguasai Artificial Intelligence dalam dunia pendidikan.