Dilema PTS, Diminta Beri Subsidi Namun Terjepit Pandemi
Jakarta: Rektor Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Asep Syaifuddin menyebut masa sulit Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tak bisa dihindari. Hal ini seiring tak menentunya kapan pandemi virus korona (covid-19) berakhir di Indonesia.
Asep menuturkan pada masa darurat covid-19 ini kegiatan ekonomi lesu. Banyak perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), bahkan mereka yang berdagang dan terlibat Usaha Kecil Menengah (UKM) diprediksi berhenti.
Hal ini tentunya berpengaruh pada penghasilan orang tua atau mahasiswa yang statusnya pegawai. Sedangkan, pendapatan PTS 90 persennya berasal dari mahasiswa itu sendiri.
“Ujungnya, mereka (mahasiswa) tidak mampu bayar yang berakibat pada pendapatan PTS. Siklus ini tidak bisa dihindari,” kata Asep kepada Medcom.id, Selasa 28 April 2020.
Kemampuan PTS dalam menggaji dosen pun menjadi terhambat. Terlebih, saat yang bersamaan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendibud) mengimbau perguruan tinggi memberikan subsidi pulsa bagi mahasiswa.
“Tentu hal ini tidak bisa dijalankan oleh semua PTS. Prioritas mereka masih bagi keperluan internal dosen dan tenaga kependidikan (tendik),” lanjut Asep.
Asep berpendapat, Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tak akan terganggu dengan imbauan subsidi tersebut. Sebab, urusan penggajian masih ditangani negara. Namun, di beberapa PTS, tentu saja akan menjadi kendala tersendiri.
“Memang sebaiknya pemerintah dapat menanggulangi bisa dalam bentuk hibah atau bantuan biaya pendidikan,” terang Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.
Bagi Asep, PTS sudah cukup lama membantu pendidikan warga negara, tanpa banyak uluran tangan pemerintah. Menurut dia, menjadi bijak jika pemerintah mau mengulurkan tangan terhadap kampus swasta pada saat krisis akibat covid-19 ini.
“Ini sama dengan penyaluran bansos tepat sasaran dengan data terpapar dampak tersedia di kampus. Ini juga bisa masuk ke dalam program jaring pengaman sosial untuk sektor pendidikan,” ungkapnya.
Bila sudah ada bantuan, kata dia, pemerintah dapat meminta jaminan PTS agar perkuliahan tetap berjalan, meski lewat daring. Mahasiswa di PTS juga tak lagi risau karena bisa diberi kelonggaran pembayaran biaya pendidikan.
“Intinya di tengah krisis ini kita semua berjibaku saling membantu. Semoga covid-19 ini bisa selesai,” kata dia.
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL- Dikti) Wilayah III DKI Jakarta memprediksi jika wabah covid-19 terus berlangsung hingga tiga bulan ke depan, mayoritas Perguruan Tinggi Swasta (PTS) akan mengalami kesulitan pembiayaan. Sebab mahasiswanya sebagai sumber utama pendanaan PTS diperkirakan akan mengalami kesulitan membayar SPP.
“Sejauh ini mayoritas atau 80 persen PTS kecil sampai detik ini masih bisa bertahan. Seandainya situasi ini berkepanjangan hingga 2-3 bulan ke depan saya tidak bisa memprediksi,” kata Kepala LLDIkti Wilayah III DKI Jakarta, Agus Setyo Budi, Senin, 27 April 2020.
Sumber