Jakarta, 3 Oktober 2025Zakia Umami, S.Gz., M.Si., Dosen dan Kepala Laboratorium Program Studi Gizi Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), telah menorehkan capaian akademis tingkat tinggi dengan menjadi salah satu penulis dalam kajian scoping review yang dipublikasikan di Journal of Health, Population and Nutrition, sebuah jurnal yang diakui berada di Kuartil 1 (Q1) dalam beberapa kategori subjek.

Kajian ilmiah bergengsi ini, berjudul “Digital intervention targeting nutrition and physical activity behaviours among healthy individuals in low- and middle-income countries”, meneliti 53 studi tentang efektivitas intervensi digital di negara berkembang, termasuk Indonesia. Hasilnya memberikan masukan strategis yang sangat relevan untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Dalam kajian ini, Ibu Zakia Umami, S.Gz., M.Si., berkolaborasi dengan 12 peneliti lainnya dari berbagai institusi, dipimpin oleh Adi Lukas Kurniawan dari University of Bonn, Germany. Para penulis lainnya adalah Theresia, Amelia Faradina, Rathi Paramastri, Nila Reswari Haryana, Riska Mayang Saputri Ginting, Bira Arumndari Nurrahma, Larasati Sekar Kinasih, Achmed Forest Khan, Arif Sabta Aji, Olivinia Qonita Putri, dan Noor Rohmah Mayasari.

Program MBG berfokus pada pemberian makanan langsung kepada anak sekolah dan populasi rentan lainnya. Namun, temuan dari jurnal Q1 ini menunjukkan bahwa dampak jangka panjang MBG akan maksimal jika didukung oleh intervensi edukasi gizi digital untuk mengubah perilaku. Kajian ini membuktikan bahwa platform digital—seperti aplikasi seluler, media sosial, dan video game—efektif dalam meningkatkan pengetahuan gizi, konsumsi makanan sehat, dan tingkat aktivitas fisik.

Ibu Zakia Umami menjelaskan sinergi yang mutlak diperlukan:

“Program Makan Bergizi Gratis adalah fondasi fisik yang kuat. Namun, untuk hasil yang maksimal dan berkelanjutan, kita harus menyinergikannya dengan edukasi digital. Makanan bergizi di sekolah harus ‘disertifikasi’ oleh pengetahuan gizi yang baik sehingga kebiasaan sehat terbawa sampai di rumah.”

Kajian ini menyoroti bahwa intervensi gizi di negara berkembang masih memiliki fokus yang sempit. Indonesia, yang menghadapi masalah gizi—kekurangan gizi dan obesitas—memerlukan solusi komprehensif.

Ibu Zakia menghimbau penerapan strategi yang dianjurkan dalam kajian ilmiah ini:

“Indonesia masih mengalami masalah gizi, baik gizi kurang, gizi lebih dan defisiensi mikronutrien. Intervensi kita tidak boleh hanya fokus pada satu sisi. Kami mendorong penerapan strategi double-duty action: satu program digital harus mampu memberikan edukasi pencegahan anemia dan gizi buruk, sekaligus memberikan panduan untuk melawan obesitas dan PTM.”

Faktor kritis lainnya yang diungkap dalam jurnal adalah kurangnya penerapan kerangka teori dan asesmen kebutuhan dalam pengembangan intervensi.

Ibu Zakia menekankan pentingnya desain program yang berpusat pada pengguna, agar teknologi ini tidak menjadi sumber digital divide:

“Sangat penting untuk melibatkan guru, kader, dan orang tua dalam proses co-design intervensi digital. Sebagus apa pun aplikasinya, jika tidak sesuai dengan konteks dan budaya lokal, ia akan gagal.”

“Tantangan terbesar kita bukanlah menyediakan teknologi, melainkan memastikan masyarakat mampu menggunakannya. Literasi digital harus menjadi komponen wajib dalam setiap program gizi digital, terutama di daerah yang sulit dijangkau.”

Kontribusi akademik Ibu Zakia Umami, S.Gz., M.Si., dalam jurnal Q1 ini menegaskan komitmen Program Studi Gizi UAI dalam menghasilkan penelitian berkelas dunia yang memberikan solusi nyata dan terukur bagi kebijakan publik di Indonesia, khususnya dalam mendukung keberhasilan jangka panjang Program Makan Bergizi Gratis.

Penulis : Zakia Umami, S.Gz., M.Si., Dosen dan Kepala Laboratorium Program Studi Gizi Universitas Al Azhar Indonesia (UAI)

Link Jurnal : https://jhpn.biomedcentral.com/articles/10.1186/s41043-025-01091-y