Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) kembali menghidupkan tradisi pembinaan spiritual melalui kegiatan Kuliah Tujuh Menit (Kultum) Sore yang diselenggarakan di Masjid Agung Al Azhar pada Senin, 8 Desember 2025 setelah salat Ashar berjamaah. Program yang dimulai pada Senin ini akan dilaksanakan setiap selesai salat Ashar, dengan tujuan menanamkan nilai-nilai keislaman, memperkuat karakter mahasiswa, serta membiasakan suasana kampus yang religius dan beradab.
Pada sesi pembuka ini, UAI menghadirkan Muh. Aqil F. Cawidu dari Keluarga Mahasiswa Program Studi (KMPS) Bahasa dan Kebudayaan Arab sebagai pemateri.
Dalam penyampaiannya, Aqil mengangkat tema kesabaran dalam menghadapi musibah, seraya mengingatkan bahwa setiap manusia pasti diuji melalui berbagai cobaan, mulai dari kehilangan, fitnah, hingga ujian batin. Beliau menegaskan bahwa seluruh peristiwa yang terjadi adalah atas izin dan pengetahuan Allah SWT, sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-An’am ayat 59.
Aqil turut memaparkan bahwa sabar memiliki tiga dimensi utama: sabar dalam ketaatan, sabar menjauhi larangan, dan sabar menerima takdir yang terasa pahit. Ia juga menekankan bahwa Allah memerintahkan umat-Nya untuk menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong, seperti tertuang dalam surah Al-Baqarah ayat 153.
Beliau juga mengingatkan pentingnya mengucapkan “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” ketika tertimpa musibah sebagai bentuk kesadaran bahwa segala yang dimiliki manusia merupakan milik Allah SWT. Keikhlasan menjadi fondasi bagi seorang hamba untuk menerima ketentuan-Nya dengan lapang dada.
Melalui sesi Kultum Sore perdana, UAI mengajak seluruh sivitas akademika untuk menjadikan waktu setelah salat Ashar sebagai momen refleksi dan penguatan spiritual. Program Kultum Sore menjadi ruang bersama untuk memperdalam pemahaman keislaman, membangun karakter yang lebih baik, serta memperkuat atmosfer kampus yang religius dan beradab.


