Main Dua Kartu Bikin Elektabilitas Melejit, Ujang: Gerindra Partai Aneh tapi Nyata
POJOKSATU.id, JAKARTA – Elektabilitas Partai Gerindra melejit dalam waktu dua bulan terakhir. Hal itu diduga lantaran sikap Gerindra yang memainkan politik dua kartu.
Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan, politik dua kartu Partai Gerindra itu dilakukan agar tidak dibenci oleh masyarakat.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu saat dihubungi PojokSatu.id, di Jakarta, Senin (26/10/2020).
“Agar rakyat tak benci dan elektabilitas terjaga, bahkan naik,” ujarnya.
Hal itu terlihat dari sikap Prabowo Subianto yang membantu dan mendukung kebijakan Presiden Jokowi.
Tapi di saat bersamaan, Fadli Zon dan sejumlah kader Gerindra keras mengkritik Pemerintah.
“Gerindra mejadi partai yang unik, aneh, tapi nyata. Bermain ganda. Satu wajah di Pemerintahan dan wajah yang lain sering mengkritik Pemerintah,” tuturnya.
Dosen Universitas Al-Azhar Indonesia ini juga mengungkapkan bahwa partai yang mendukung kebijakan pemerintah sedang turun.
Sebab, saat ini Pemerintahan sedang mengalami degdarasi legitimasi di mata publik.
Sementara itu, partai yang sering mengkritik Pemerintah akan naik tajam. Seperti yang dialami Gerindra saat ini.
“Partai yang dukung Pemerintah elektabilitasnya akan stuck atau bahkan turun. Dan yang sering mengkritik akan naik,” ujarnya.
Sebelumnya, elektabilitas Partai Gerindra melejit dalam dua bulan terakhir dengan mengalami kenaikan sampai dengan 3,4 persen.
Hal itu sebagaimana terungkap dalam hasil survei teranyar Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada Minggu (25/10/2020).
Dalam survei bulan September, partai besutan Prabowo Subianto itu memiliki elektabilitas mencapai 21,1 persen.
“Sedangkan pada survei bulan Juli lalu, elektabilitas Partai Gerindra berada di angka 17,7 persen,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Murtadi.
Ia menduga, melejitnya elektabilitas partai berlambang kepala burung garuda ini lantaran sukses memainkan politik dua kartu.
Di satu sisi menjadi bagian dari Pemerintah, namun di sisi yang lain masih saja terus menjadi partai pengkritik Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Sebaliknya, elektabilitas PDIP yang masih menjadi pemegang puncak ‘klasemen’ stagnan.
“Gerindra naik kencang. PDIP stagnan, masih menang. Tapi yang paling tinggi (kenaikannya) Gerindra,” ungkap Burhanuddin
(muf/pojoksatu)
Sumber
POJOKSATU.id