Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Prof. Dr. Widodo Muktiyo, hadir sebagai pemateri dalam Seminar Nasional & Launching Pusat Studi Haji dan Umrah yang diselenggarakan oleh Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Rabu, 3 Desember 2025. Acara yang berlangsung di Teater Aqib Suminto Lt. 2 FDIKOM UIN Jakarta ini menghadirkan sejumlah tokoh penting yang berperan dalam pengembangan tata kelola komunikasi publik dan pelayanan haji-umrah di Indonesia.
Para tokoh yang hadir sebagai pembicara meliputi Dr. Dahnil Anzar Simanjuntak, S.A.P., M.P.K. (Wakil Menteri Haji dan Umrah Republik Indonesia), Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D. (Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Prof. Dr. Widodo Muktiyo (Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia), Fifi Aleyda Yahya (Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media Komdigi Republik Indonesia), serta Prof. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si. (Dekan FDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Definisi Komunikasi Publik
Dalam pemaparannya berjudul “Tata Kelola Komunikasi Publik dalam Pengelolaan Haji dan Umrah”, Rektor UAI, Prof. Dr. Widodo Muktiyo, membuka sesi dengan mengulas definisi komunikasi publik menurut The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) sebagai setiap kegiatan atau inisiatif komunikasi yang dipimpin lembaga publik demi kepentingan masyarakat. Beliau mengibaratkan komunikasi sebagai oksigen yang menghidupkan proses bernegara. “Komunikasi publik adalah implementasi oksigen yang digunakan untuk mencapai cita-cita perjuangan bangsa, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945,” ujar Rektor UAI.
Tantangan Menghadapi Era Keniscayaan
Beliau kemudian menyoroti tantangan perkembangan zaman yang berlangsung sangat cepat, terutama dalam era keniscayaan atau era VUCA (Votality, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), sebuah kondisi yang ditandai volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas. Menurut beliau, dinamika ini menuntut perubahan besar dalam pola pikir dan pola kerja. “Di era VUCA, kita harus benar-benar mengubah cara berpikir dan cara bekerja. Kompleksitas semakin tinggi, volatilitas semakin cepat, dan pola lama tidak lagi relevan untuk menghadapi tantangan yang baru,” jelas Rektor.
Kehumasan 4.0
Prof. Widodo juga menegaskan bahwa komunikasi publik kini semakin terkait dengan kinerja kehumasan pemerintah. Kehumasan telah berkembang memasuki fase Humas 4.0, sebuah era baru yang menuntut pemanfaatan teknologi canggih dan pendekatan berbasis data. “Kehumasan sekarang memasuki era 4.0 yang menghadapi tantangan baru seperti big data, artificial intelligence, NFTs, metaverse, dan meta media,” ungkap beliau. Perubahan ini menuntut pemerintah untuk menyusun strategi komunikasi yang lebih adaptif, presisi, dan selaras dengan kebutuhan publik.
Tips Pengelolaan Komunikasi Pusat Studi Haji dan Umrah
Dalam konteks pengelolaan komunikasi Pusat Studi Haji dan Umrah, Prof. Widodo mendorong transformasi menuju komunikasi publik milenial yang memanfaatkan teknologi dan narasi tunggal pemerintah. Beliau menekankan pentingnya peningkatan kapabilitas digital pegawai, penguatan sistem pemantauan pesan, serta integrasi proses diseminasi informasi ke dalam penilaian kinerja aparatur.
Menutup pemaparannya, Prof. Dr. Widodo Muktiyo selaku Rektor UAI, menyampaikan bahwa kesiapan manusia menjadi fondasi utama komunikasi publik modern. “Kita harus punya new mindset, new attitude, new skill, new literacy, dan new practice,” tegas beliau. Dengan transformasi tersebut, komunikasi publik dalam layanan haji dan umrah dapat menjadi lebih efektif, transparan, dan berorientasi pelayanan umat.








