skip to Main Content
10 Calon Anggota Bawaslu Didominasi Penyelenggara Pemilu

10 Calon Anggota Bawaslu Didominasi Penyelenggara Pemilu

Jakarta, Beritasatu.com – Tim seleksi telah menyerahkan 14 calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan 10 calon anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) masa jabatan 2022-2027 kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (6/1/2022). Dari 10 calon anggota Bawaslu yang diserahkan kepada Presiden Jokowi, sebanyak tujuh orang merupakan penyelenggara pemilu baik di tingkat pusat maupun daerah. Sementara dua orang lainnya merupakan akademisi dan seorang lainnya merupakan jurnalis.

Dari tujuh penyelenggara pemilu tersebut, terdapat dua petahana anggota Bawaslu, yakni Fritz Edward Siregar dan Rahmat Bagja. Sedangkan lima orang merupakan anggota bawaslu daerah, yakni Herwyn Jefler Hielsa Malonda yang merupakan Ketua Bawaslu Sulawesi Utara; Lolly Suhenty merupakan anggota Bawaslu Jawa Barat; Subair merupakan anggota Bawaslu Maluku; Totok Hariyono merupakan anggota Bawaslu Jawa Timur; dan Puadi merupakan Panwaslu Kota Jakarta Barat.

Dua orang akademisi adalah Aditya Perdana yang merupakan dosen ilmu politik FISIP Universitas Indonesia dan Andi Tenri Sompa, dosen di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Selain itu terdapat nama Mardiana Rusli yang merupakan jurnalis dan aktif di NGO pemerhati Pemilu.

Berikut profil singkat 10 calon anggota Bawaslu periode 2022-2027:

1. Fritz Edward Siregar

Dari segi pekerjaan, Fritz, sebelum menjadi anggota Bawaslu, lebih banyak berkecimpung di dunia pendidikan, yakni pengajar hukum tata negara di STH Indonesia Jentera pada periode 2016-2017, lalu menjadi research assistant Faculty of Law University of Sydney sejak 2012 hingga 2015, program officer Indonesia- Netherland National Legal Reform Program pada 2009 hingga 2011 dan menjadi asisten hakim Mahkamah Konstitusi periode 2004-2009.

Fritz yang saat ini menyandang gelar Doctor of Juridical Science (SJD) University of New South Wales, Sydney, Australia (2016) terlibat dalam sejumlah organisasi asosiasi, yakni Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara, Asosiasi Ilmu Politik Indonesia dan Austarlasian Evulation Society.

2. Rahmat Bagja

Sebelum menjadi Anggota Bawaslu, Bagja pernah menjadi dosen Universitas Al-Azhar Indonesia, tenaga ahli Mahkamah Kehormatan DPR, dan asisten advokat Kantor Hukum Widjojanto. Bagja mendapat gelar sarjana hukum dari Universitas Indonesia dan S2 dari Master of Law Utrecht University. Bagja juga terlibat dalam banyak organisasi, mulai dari pengurus Ansor DKI Jakarta, Wakil Ketua Kahmi Depok, Ketua Umum HMI Komisariat Fakultas Hukum Ul, Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum UI dan Chief of Indonesian Student Association Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Utrecht, The Netherlands, Belanda.

3. Herwyn Jefler Hielsa Malonda

Pengalaman Herwyn di dunia kepemiluan tidak perlu diragukan lagi. Sejak 2003 lalu, Herwyn sudah berkecimpung dengan urusan pemilu. Saat itu dia menjadi Wakil Ketua Panwaslu Minahasa. Kemudian pernah menjadi Ketua Panwas Pilkada Minahasa, lalu Anggota KPU Minahasa periode 2008-2012 dan sejak 2012 sampai sekarang menjadi Ketua Bawaslu Sulawesi Utara.

Herwyn yang meraih gelar doktor ilmu lingkungan Universitas Brawijaya Malang juga terlibat di berbagai organisasi, mulai dari GMNI kota Menado hingga Sulut, GMKI, KNPI dan sinode GMIM.

4. Lolly Suhenty

Saat ini, Lolly Suhenty menjabat anggota Bawaslu Jawa Barat. Sebelumnya, Lolly pernah menjadi tenaga ahli DPD periode 2010-2018, menjadi Sekretaris Eksekutif Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPP RI) dan terlibat dalam Divisi Advokasi Kebijakan Publik Sekretariat Nasional Koalisi Perempuan Indonesia.

Lolly yang menyelesaikan program magister hukum dari Universitas Pakuan Bogor, Jawa Barat ini juga ikut aktif dalam sejumlah organisasi, seperti pengurus pusat Fatayat NU, jaringan alimat, dan Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) di Jawa Barat.

5. Totok Hariyono

Totok Haryono merupakan anggota Bawaslu Jawa Timur. Sebelumnya, Totok juga pernah ikut terlibat di kepemiluan karena pernah menjadi anggota Panwaslu Malang serta anggota Komisi Hukum KPU Malang. Selain itu, Totok juga pernah menjadi pimpinan redaksi Harian Pagi Memo Arema. Untuk pengalaman organisasi, Totok pernah menjadi pengurus GMNI Malang, Pengurus Gerakan Mahasiswa Pecinta Keadilan Sosial dan Anggota Persatuan Advokat Indonesia dan Anggota PMN (Pusat Mediasi Nasional).

6. Subair

Subair merupakan anggota Bawaslu Maluku hingga sekarang dan sebelumnya pernah menjadi anggota Panwaslu Ambon. Subair juga merupakan dosen IAIN Ambon. Subair terlibat di sejumlah organisasi, yakni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bone, Pemuda Muhammadiyah Bone, Ketua Bidang Penelitian Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku serta pernah menjadi Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Maluku.

7. Puadi

Sejak 2012, Puadi menjadi anggota Panwaslu Jakarta Barat hingga saat ini. Puadi juga menjadi anggota TPD dan DKPP Provinsi DKI Jakarta. Sebelumnya, dia pernah menjadi Guru di sejumlah sekolah di Jakarta, seperti SMAN 28, SMAN 24, SMAN 37, dan SMAN 30 serta Kepala Cabang Primagama Kelapa Gading. Puadi saat ini sedang menempuh program doktoral di Universitas Nasional Jakarta.

Pengalaman organisasi Puadi, antara lain pernah menjadi pengurus HMI Cabang Jakarta; Ketua Bidang Litbang NGO Masyarakat Indonesia Baru; Ketua Bidang Seni dan Budaya KAHMI JAYA; dan Ketua Bidang HIMA PPKN Universitas Negeri Jakarta.

8. Andi Tenri Sompa

Dari segi pekerjaan, Andi Tenri Sompa banyak mengabdi di dunia akademis. Hingga saat ini, Andi tercatat sebagai dosen Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Selama bekerja di ULM, Andi pernah menjabat, antara lain auditor mutu internal ULM, Sekretaris Program S3 Studi Pembangunan, Ketua Program Magister Administrasi Pembangunan dan Sekretaris Program S3 Ilmu Sosial Kerjasama ULM-UNAIR dan Program Pendirian S3 Ilmu Sosial.

Andi menyelesaikan pendidikan sarjana ilmu politik dari Universitas Hasanuddin Makassar, lalu mengambil magister ilmu sosial dari Universitas Airlangga Surabaya (Unair) dan mendapatkan S3 ilmu politik dari Universitas Indonesia Jakarta (UI). Andi terlibat dalam banyak organisasi asosiasi ilmu politik hingga saat ini, seperti Asosiasi Dosen Ilmu Politik Seluruh Indonesia, Assosiasi Ilmu Pemerintahan Seluruh Indonesia (ADIPSI), Assosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) dan Assosiasi Dosen Ilmu Politik Indonesia (ADIPI).

9. Aditya Perdana

Aditya Perdana juga lebih banyak berkecimpung di dunia akademis. Hingga saat ini, Aditya menjadi dosen tetap Departemen Ilmu Politik FISIP UI serta Direktur Pusat Kajian Politik (PUSKAPOL) LPPSP FISIP UI. Aditya merupakan doktor dengan beasiswa DAAD (German Academic Exchange Service) di Universitaet Hamburg Jerman selama tahun 2010-2014.

Aditya juta pernah menjadi staf peneliti YAPPIKA, LSM yang bergerak pada isu good governance dan capacity building dan terlibat di program officer CETRO (Centre for Electoral Reform) di Jakarta. Setelah menyelesaikan studi SI dan S2 ilmu politik FISIP Universitas Indonesia, Aditya pun melanjutkan dan menyelesaikan doktoral ilmu politik di The Graduate School Faculty of Economics and Social Sciences Universitaet Hamburg Germany tahun 2017.

Pengalaman organisasi Aditya antara lain, Sekretaris IASI (Ikatan Ahli Sarjana Indonesia Jerman) periode 2012-2014, Ketua bidang Litbang Senat Mahasiswa FISIP UI tahun 2002- 2003, Ketua bidang Media dan Jurnalistik Forum Studi Islam (FSI) FISIP UI tahun 2001-2002 dan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FISIP UI tahun 2000-2004.

10. Mardiana Rusli

Mardiana Rusli adalah seorang jurnalis yang tinggal di Makassar dan terlibat dalam NGO penggiat pemilu. Hingga saat ini, Mardiana menjadi pemimpin redaksi media 24 Oniline. Mardiana memang sudah malang melintang di dunia jurnalistik. Dia pernah menjadi koresponden atau video jurnalis ANTV, kontributor Harian Bisnis Indonesia dan kontributor Radio Elshinta FM Jakarta. Meski demikian, materi kepemiluan tidak asing bagi Mardiana karena pernah menjadi Anggota KPU Sulawesi Selatan periode 2013-2018.

Mardiana juga memiliki sejumlah pengalaman organisasi, yakni Ketua Presidum Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Sulawesi Selatan, Dewan Penasehat PW Fatayat Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan, Pengurus Wilayah Kerukunan keluarga Mandar Sulawesi Barat (KKMSB) Wilayah Sulawesi Selatan, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

Sumber

beritasatu

Back To Top