Peranan ICT dalam Covid-19 di Kuliah Umum Literasi Komputasi
Jakarta (18/05) – Pandemi Covid-19 telah memaksa seluruh lapisan masyarakat untuk dekat dengan teknologi digital demi menggerakan produktivitas di berbagai bidang. Menyadari hal tersebut, Program Studi Informatika Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) menggelar Kuliah Umum Literasi Komputasi dengan tema “Pentingnya ICT dalam Upaya Menjaga dan Meningkatkan Produktivitas pada Waktu dan Setelah Pandemi #diRumahAja pada Senin, 18 Mei 2020.
Bersama dengan Dr. Ade Jamal, Pengurus YPIA Al Azhar dan Dosen Program Studi Informatika, kuliah umum yang diadakan melalui zoom dan live streaming Youtube ini membahas mengenai pentingnya computational thinking. Ia menjelaskannya melalui penayangan video kreatif tentang salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam Information and Communication Technology (ICT) yaitu Steve Jobs.
Dalam video tersebut digambarkan perjalanan karyanya dalam menemukan teknologi user interface, teknologi touchscreen, dan gesture. Menurutnya, Steve Jobs sangat baik dalam mengomunikasikan inovasinya melalui cara yang kreatif walaupun ia bukan berlatarbelakang pendidikan teknologi.
“Kalo belajar computational thinking, soft skill yang harus dimiliki adalah creativity, komunikasi, dan sharing idea. Sharing itu penting dalam coding.” Ujarnya saat memaparkan materi.
Terkait dengan situasi saat ini, peranan ICT dijelaskan oleh Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie MBA, Ketua Dewan TIK Nasional. Diksi “from home” di segala aktivitas menjadi lekat dengan masyarakat dimana arti sebenarnya ialah from our device, mulai dari pekerjaan hingga transaksi pembayaran. Menurutnya, pandemi Covid-19 membuat globalisasi menjadi lokalisasi sebab adanya pembatasan ekspor impor yang ketat.
Masyarakat dipaksa untuk bertahan dengan digitalisasi yang menggunakan banyak data. Inilah gambaran kehidupan masa depan setelah Covid-19 berakhir, dimana teknologi membantu kehidupan manusia yang disebut dengan the new normal. Terbukti dengan layanan telemedicine yang semakin digandrungi menandakan bahwa masyarakat Indonesia mampu beradaptasi dengan teknologi masa depan.
“Ke depan telemedicine ini bisa banyak manfaat di Indonesia. Kurang lebih 70% pasien tidak perlu ke rumah sakit,” ucapnya.
Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc., selaku Rektor Universitas Al Azhar Indonesia juga turut menghadiri acara dengan jumlah peserta lebih dari 750 ini. Peserta yang terdaftar pun tidak hanya dari kalangan mahasiswa saja, melainkan juga dari masyarakat umum.
“Ini suatu hal yang sangat berharga bagi Anda semuanya, akan mendapatkan materi langsung dari dua tokoh yang tidak asing lagi di bidang TIK,” ucapnya saat memberi sambutan acara.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh Riri Safitri, S,Si MT, yang merupakan koordinator MKU Literasi Komputasi & Kepala Program Studi Informatika UAI sekaligus moderator dalam kuliah umum ini.