skip to Main Content
Soal Jokowi Belum Reshuffle Kabinet, Pengamat: PHP Politik Lebih Bahaya Dari PHP Cinta!

Soal Jokowi Belum Reshuffle Kabinet, Pengamat: PHP Politik Lebih Bahaya dari PHP Cinta!

Terkini.id, Jakarta – Ujang Komarudin pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia menyoroti perombakan kabinet (Reshuffle Kabinet) yang belum dilaksanakan Presiden Jokowi setelah enam bulan PAN bergabung ke koalisi Kabinet Indonesia Maju. Padahal, rumus dalam koalisi ialah setiap partai politik (parpol) harus mendapatkan ‘jatah kue’ dari kekuasaan. Terkait hal itu, pengamat politik menilai PAN seolah diberikan harapan palsu alias di-PHP-kan oleh Jokowi. Baca Juga: Pengamat Politik Usulkan Jokowi Segera Reshuffle Menaker Ida dan Mendag…

“Kasihan PAN di-PHP-in terlalu lama,” ujarnya. Selain itu menurut Ujang meski reshuffle kabinet Indonesia Maju adalah hak prerogative Jokowi, tapi secara politik hal itu ‘menyakitkan’ bagi PAN yang sudah menjadi bagian dari parpol koalisi.

“Memang reshuffle itu prerogatif presiden, jadi suka-suka presiden kapan akan lakukan atau tak lakukan reshuffle, tapi ini terlalu lama,” ungkapnya. “PHP politik itu lebih bahaya dari PHP cinta,” tandasnya. Dikutip dari Galamedia. Minggu, 20 Februari 2022. Seperti diketahui, PAN resmi bergabung ke parpol koalisi pemerintahan Jokowi pada akhir Agustus 2021 lalu.

Bergabungnya PAN dengan pemerintahan telah dikonfirmasi Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny G.Plate selepas mengikuti pertemuan dengan Jokowi di Istana Negara, Jakarta. Johny mengungkapkan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan dan Sekretaris Jenderal, Eddy Soeparno ikut dalam pertemuan tersebut, melengkapi enam partai koalisi yang sudah terbentuk sebelumnya. “Yang hadir tadi ada tujuh ketua umum dan tujuh sekjen partai koalisi. Kita punya sahabat baru koalisi. Ketua umum PAN, Zulkifli Hasan didampingi sekjen Eddy Soeparno ikut dalam pertemuan,” katanya. Kehadiran PAN, lanjut dia, akan memperkuat koalisi dan semakin memperkaya gagasan serta ide baru dalam rangka melanjutkan pemerintahan dan mengisi demokratisasi di Indonesia.

Sumber

terkini.id

Back To Top